Kamis, 30 Oktober 2014
tugas tik. masking 1 dan masking 2
https://drive.google.com/file/d/0Bx7sKOM5fUf4RFZZb0NJN2p3TzQ/view?usp=sharing
Rabu, 01 Oktober 2014
Sabtu, 12 April 2014
Senin, 03 Maret 2014
cara mudah nge-follow blog seseorang. http://perilian.blogspot.com/2013/09/cara-follow-blog-bagi-para-blogger.html
Dan sudahkah kamu follow blogku ini !!
Dan sudahkah kamu follow blogku ini !!
Jumat, 28 Februari 2014
Ibnu Sina
Ibnu
Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter
kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana
sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak
orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi
sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang
kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan
rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina
bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina
atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir
pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan
meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak
kedokteran modern." George
Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah
satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu."
pekerjaannya yang paling terkenal adalah The
Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai
sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Latar Belakang
Ibnu Sina
merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter dan penulis aktif yang lahir di jaman
keemasan Peradaban Islam. Pada jaman
tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari
Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari jaman Plato, sesudahnya hingga jaman
Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan
lebih maju oleh para ilmuwan Islam. Pengembangan ini terutama dilakukan oleh
perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu pengetahuan di masa ini meliputi
matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan.[1]. Pada jaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti
Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi
perkembangan keilmuan dan budaya. Di jaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.[2]
Ilmu ilmu lain
seperti studi tentang AlQuran dan Hadist berkembang dengan perkembangan dengan
suasana perkembangan ilmiah. Ilmu lainya seperti ilmu filsafat, Ilmu
Fikih, Ilmu Kalam sangat berkembang
dengan pesat. Pada masa itu Al-Razi dan Al-Farabi menyumbangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu
pengobatan dan filsafat. Pada masa itu Ibnu Sina memiliki akses untuk belajar
di perpustakaan besar di wilayah Balkh, Khwarezmia, Gorgan, Kota
Ray, Kota Isfahan dan Hamedan. Selain fasilitas perpustakaan besar yang memiliki
banyak koleksi buku, pada masa itu hidup pula beberapa ilmuwan muslim seperti Abu Raihan Al-Biruni seorang astronom terkenal, Aruzi Samarqandi, Abu
Nashr Mansur seorang matematikawan terkenal dan sangat teliti, Abu al-Khayr
Khammar seorang fisikawan dan ilmuwan terkenal lainya.
Karya Ibnu
Sina
- Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
- Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
- An Najat
- Mantiq Al Masyriqin ( Logika Timur)
Ibnu Sina adalah
pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai
“bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling
terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang,
tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul
lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Awal Kehidupan
Kehidupannya dikenal
lewat sumber – sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun
pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani,
yang juga sekretarisnya dan temannya. Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980
(M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan
(bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari
Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu
daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan
(dan juga Persia). Dia menginginkan
putranya dididik dengan baik di Bukhara.Meskipun secara tradisional dipengaruhi
oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki
kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya
pada usia 14 tahun.
Ibnu Sina dididik
dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya
menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian
sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child
prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli
puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia
memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata
pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Dalam ilmu kedokteran,
kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan
utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu
kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan
gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah
kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini
pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas
Eropa.
Meskipun bermasalah
besar pada masalah – masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles.
Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi,
dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang
membingungkan, dia akan meninggalkan buku – bukunya, mengambil air wudhu, lalu
pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan –
kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya,
menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam
mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali,
dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata – katanya
tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka
menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu
bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya
pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang
mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas
orang miskin.
Dia mempelajari
kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi
melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan
metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai
seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah
ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika,
sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik
dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat – obat yang sesuai.” Kemasyuran
sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa
meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya
menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang
berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan
memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu.
Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh – musuh
Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan
sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam
pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling
awalnya.
Ketika Ibnu Sina
berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada
Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah
Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman
seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu
Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan
Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat – bakatnya.
Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan
sarjana, yang mana Ibnu Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana
sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu
Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di
Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli
sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan
astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan
permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di
Hyrcania.
Dalam dunia Islam
kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan
tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain
menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku -
bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.
Karya - karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa,
An-Najat dan Al Isyarat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat,
dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu, ia banyak
menulis karangan - karangan pendek yang dinamakan Maqallah. Kebanyakan maqallah
ini ditulis ketika ia memperoleh inspirasi dalam sesuatu bentuk baru dan segera
dikarangnya.
Sekalipun ia hidup
dalam waktu penuh kegoncangan dan sering sibuk dengan soal negara, ia menulis
sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling masyhur
adalah “Qanun” yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga
kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin dan diajarkan berabad
lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang
monumental “Kitab As-Syifa”. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik
dalam Islam.
Diantara
karangan - karangan Ibnu Sina adalah :
As- Syifa’ ( The Book of Recovery or The Book of
Remedy = Buku tentang Penemuan, atau Buku tentang Penyembuhan).
Buku ini dikenal didalam bahasa Latin dengan nama
Sanatio, atau Sufficienta. Seluruh buku ini terdiri atas 18 jilid, naskah
selengkapnya sekarang ini tersimpan di Oxford University London. Mulai ditulis
pada usia 22 tahun (1022 M) dan berakhir pada tahun wafatnya (1037 M). Isinya
terbagi atas 4 bagian, yaitu :
(1) Logika
(termasuk didalamnya terorika dan syair) meliputi dasar karangan Aristoteles
tentang logika dengan dimasukkan segala materi dari penulis - penulis Yunani
kemudiannya.
(2) Fisika
(termasuk psichologi, pertanian, dan hewan). Bagian - bagian Fisika meliputi
kosmologi, meteorologi, udara, waktu, kekosongan dan gambaran).
(3)
Matematika. Bagian matematika mengandung pandangan yang berpusat dari elemen -
elemen Euclid, garis besar dari Almagest-nya Ptolemy, dan ikhtisar - ikhtisar
tentang aritmetika dan ilmu musik.
(4) Metafisika.
Bagian falsafah, poko pikiran Ibnu sina menggabungkan pendapat Aristoteles
dengan elemen - elemennya Neo Platonic dan menyusun dasar percobaan untuk
menyesuaikan ide-ide Yunani dengan kepercayaan - kepercayaan.Dalam zaman
pertengahan Eropa, buku ini menjadi standar pelajaran filsafat di pelbagai
sekolah tinggi.
Nafat, buku ini adalah ringkasan dari buku As-Syifa’.
Qanun, buku ini adalah
buku lmu kedokteran, dijadikan buku pokok pada Universitas Montpellier
(Perancis) dan Universitas Lourain (Belgia).
Sadidiyya. Buku ilmu kedokteran.
Al-Musiqa. Buku tentang musik.
Al-Mantiq, diuntukkan buat Abul Hasan Sahli.
Qamus el Arabi, terdiri atas lima jilid.Danesh Namesh.
Buku filsafat.
Danesh Nameh. Buku filsafat.
Uyun-ul Hikmah. Buku filsafat terdiri atas 10 jilid.
Mujiz, kabir wa Shaghir. Sebuah buku yang menerangkan
tentang dasar - dasar ilmu logika secara lengkap.
Hikmah el Masyriqiyyin. Falsafah Timur (Britanica
Encyclopedia vol II, hal. 915 menyebutkan kemungkinan besar buku ini telah
hilang).
Al-Inshaf. Buku tentang Keadilan Sejati.
Al-Hudud. Berisikan istilah - istilah dan pengertian -
pengertian yang dipakai didalam ilmu filsafat.
Al-Isyarat wat Tanbiehat. Buku ini lebih banyak
membicarakan dalil - dalil dan peringatan - peringatan yang mengenai prinsip
Ketuhanan dan Keagamaan.
An-Najah, (buku tentang kebahagiaan Jiwa)
dan sebagainya
Dari autobiografi dan
karangan - kaangannya dapat diketahui data tentang sifat - sifat
kepribadianhya, misalnya :
1) Mengagumi dirinya sendiri
Kekagumannya
akan dirinya ini diceritakan oleh temannya sendiri yakni Abu Ubaid al-Jurjani.
Antara lain dari ucapan Ibnu Sina sendiri, ketika aku berumur 10 tahun aku
telah hafal Al-Qur’an dan sebagian besar kesusateraan hinga aku dikagumi.
2) Mandiri dalam pemikiran
Sifat
ini punya hubungan erat sudah nampak pada Ibnu Sina sejak masa kecil. Terbukti
dengan ucapannya “Bapakku dipandang penganut madzhab Syi’ah Ismailiah. Demikian
juga saudaraku. Aku dengar mereka menyebutnya tentang jiwa dan akal, mereka
mendiskusikan tentang jiwa dan akal menurut pandangan mereka. Aku mendengarkan,
memahami diskusi ini, tetapi jiwaku tak dapat menerima pandangan mereka”.
3) Menghayati agama, tetapi belum ke
tingkat zuhud dan wara’.
Kata
Ibnu Sina, setiap argumentasi kuperhatikan muqaddimah qiyasiyahnya setepat -
tepatnya, juga kuperhatikan kemungkinan kesimpulannya. Kupelihara syarat -
syarat muqaddimahnya, sampai aku yakin kebenaran masalah itu. Bilamana aku
bingung tidak berhasil kepada kesimpulan pada analogi itu, akupun pergi
sembahyang menghadap maha Pencipta, sampai dibukakan-Nya kesulitan dan
dimudahkan-Nya kesukaran.
Rajin
mencari ilmu, keterangan beliau “saya tenggelam dalam studi ilmu dan membaca
selama satu setengah tahun. Aku tekun studi bidang logika dan filsafat, saya
tidak tidur satu malam suntuk selama itu. Sedang siang hari saya tidak sibuk
dengan hal - hal lainnya”
Pendendam.
Dia meredam dendam itu dalam dirinya terhadap orang yang menyinggung
perasaannya. Dia hormat bila dihormati.
4) Cepat melahirkan karangan
Ibnu
Sina dengan cepat memusatkan pikirannya dan mendapatkan garis - garis besar
dari isi pikirannya serta dia dengan mudah melahirkannya kepada orang lain.
Menuangkan isi pikiran dengan memilih kalimat/ kata-kata yang tepat, amat mudah
bagi dia. Semua itu berkat pembiasaan, kesungguhan dan latihan dan kedisiplinan
yang dilakukannya.
Dalam
filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting.
Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat
paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah pemikiran
Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik diri dari
faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada
pemikiran iluminasi.
Berkat telaah dan studi filsafat yang
dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina
berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi.
Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan
filsafat yang tak terjawab sebelumnya.
Pengaruh
pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang
kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa.
Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara
tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan
lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama
pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan
pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar
Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah
ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya
oleh para pemikir Barat.
Kehidupan
Ibnu Sina penuh dengan aktifitas -aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan
untuk urusan negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak
dapat terobati. Di usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan
dikuburkan di Hamazan. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada
khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang
sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.
Langganan:
Postingan (Atom)